PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
Pelapisan
sosial adalah pelapisan atau tingkat-tingkatan penduduk atau masyarakat. Di
Indonesia, terutama di Jakarta, pelapisan-pelapisan social adalah hal yang
sangat nyata dan bisa dilihat jelas dengan kasat mata. Ada beberapa hal yang
menyebabkan pelapisan social ini terlihat begitu nyata sekali, diantaranya
adalah status, tanggung jawab, serta pendidikan. Untuk factor status, di
Indonesia khususnya di Jakarta, terlihat sangat jelas jurang antara Si Kaya dan
Si Miskin. Banyak masyarakat yang bermukim di Jakarta, ibukota Negara Indonesia
dengan sangat tidak layak. Mulai dari bermukim di kolong-kolong jembatan,
sampai di bantaran sungai. Hal ini sangat berbeda jauh sekali
dengan pemukiman-pemukiman mewah tempat para penguasa Ibukota.
Berikut
ini adalah contoh pelapisan sosial dalam masyarakat indonesia adalah antara
pemerintah dan rakyatnya. bisa dibilang pemerintah adalah kalangan atas, dan
rakyat adlah kalangan bawah.contoh dari kesenjangan tingkat ini yanga paling
mudah dilihat adalah penegakan hukum. indonesia masih menganut sistem
diskriminasi, artinya penegak hukum di indonesia masih lebih melindungi
orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan. tetapi pada kenyataanya, justru
para pejabat yang selama ini dibela oleh para penegak hukum, malah mereka yang
melanggar hukum seperti korupsi, melakukan KKN dan sebagainya.dan biasanya para
pejabat dibela karena mereka punya hak-hak khusus, atau materi lebih yang
mereka punya. ini merupakan masalah yang sangat mencolok, terlihat bahwa di
indonesia kesenjangan ekonomi masih mendominasi dak perannya sangat kuat. ini
harus menjadi evaluasi bagi pemerintah.
Seharusnya
para pejabat tidak mengkorup duit masyarakat karena itu adalah haram hukumnya. Dan
contoh lainnya adalah misalnya, untuk penduduk miskin yang
bertempat tinggal di bantaran sungai di Ibukota, sudah tertera jelas dan di sah
kan oleh Gubernur, bahwasanya untuk kawasan bantaran sungai ada
peraturan-peraturan nya, diantaranya adalah untuk beberapa meter di sebelah
kanan dan kiri sungai, tidak boleh terdapat bangunan, termasuk tidak boleh
mendirikan bangunan baik semi permanen maupun bangunan permanen. Akan tetapi,
kita kembali lagi ke awal, kalau tidak ditempat-tempat tersebut, mau tinggal
dimana lagi masyarakat yang kurang mampu? Pemerintah pun sudah berusaha keras
untuk membangun sejumlah Rusunawa dan Rusunami, yang diharapkan dapat
memberikan tempat tinggal yang layak dan tentu saja dengan harga yang
terjangkau oleh kalangan mayarakat menegah kebawah.
Bertolak
belakang dengan masyarakat menegah kebawah, masyarakat kalangan atas dirasa
terlalu dini untuk benar-benar menikmati kekayaannya ditengah-tengah kemiskinan
yang terdapat disekitarnya. Sebagai contoh, rencana pemerintah DKI Jakarta
untuk membangun kembali/merenovasi gedung DPR, dengan biaya yang bisa membuat
mata terbelalak. Tentu saja rencana pemerintah ini dikecam oleh banyak
masyarakat di Indonesia. Betapa tidak, ditengah-tengah kesemrawutan negeri ini,
masalah-masalah social, lapangan pekerjaan yang sangat minim, tingkat kriminalitas
yang meningkat, jumlah penduduk yang semakin bertambah, kok bisa mengeluarkan
rencana yang membuat masyarakat miskin menjerit.
Tidaklah
sepadan jika banyak kemiskinan di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, tetapi
banyak pejabat-pejabat yang kurang memakai otaknya untuk meminimalisirkan
kemiskinan – kemiskina yang ada. Jika saja, pemerintah ingin dan bisa
mewujudkan dengan tindakan konkret, untuk menurunkan tingkat
kemiskinan di Indonesia, tentu saja negara kita dapat selangkah lebih maju dari negara-negara
di kawasan Asia Tenggara.
Perbedaan
golongan bisa juga dilihat dari Harta. Di negeri kita Indonesia ini , sangat
mencolok sekali perbedaan golongan sosial ini. Coba kita tengok ke arah lampu
lalu lintas. Disaat para mobil mewah menunggu lampu hijau untuk meluncur , di
sekitar mobil itu ada penjual koran , pemulung dan sebagainya. Dari sini kita
bisa lihat ada golongan orang yang berlimpah harta dengan yang kekurangan.
Orang yang kekurangan itu akan meminta pada yang lebih dan tidak banyak yang memberi.
Inilah
hubungannya Kesamaan Derajat. Banyak agama yang mengajarkan atau bahkan ajaran
negara pun menyakatan bahwa semua manusia itu derajatnya sama. Jika hal ini
masih terlihat mencolok bukan tidak mungkin cita-cita kesamaan derajat itu jauh
dari kenyataan.
Pemerintah harusnya bekerja sama dengan
golongan yang disebut "golongan atas" agar kesamaan derajat ini
menjadi nyata. Namun sampai saat ini orang-orang yang diatas itu masih belum
sadar. Mereka asyik menikmati keadaan mereka yang ada diatas sehingga membuat
perbedaan golongan ini semakin terlihat.
Untuk kesamaan derajat,
semua orang mendapatkan derajat yang sama di mata Tuhan, akan tetapi
kenyataanya, untuk mendapatkan kesamaan derajat di mata masayakat, sangatlah
tidak mudah. Dibutuhkan beberapa factor untuk mendapatkan kesamaan derajat,
salah satunya adalah factor ekonomi. Kembali lagi ke awal, tentang perbedaan Si
Kaya dan Si Miskin, hal ini membuat hal kesamaan derajat adalah hal yang dirasa
sangat mustahil.